Sebagaimana
fenomena yang kita saksikan dan kita rasakan saat sekarang ini, teknologi moren
telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas Negara,
menerobos berbagai pelosok perkampungan dipedesaan dan menyelusup di gang-gang
sempit diperkotaan, melalui audio (radio) dan melalui visual (televise,
internet dll). Fenomena modern yang terjadi diawal millennium ketiga ini
popular dengan sebutan globalisasi.
Sebagai
akibatnya, media ini, khususnya televise dapat dijadikan alat sangat ampuh
ditangan sekelompok orang-orang atau golongan untuk menanamkan atau sebaliknya dapat merusak nilai-nilai moral, untuk mempengaruhi atau mengontrol pola piker
seseorang oleh mereka yang mempnyai kekuasaan terhadap media tersebut.
Persoalan yang sebenarnya terletak pada mereka yang menguasai komunikasi global
tersebut yang memiliki perbedaan perspektif yang kestrim dengan Islam dalam
memberikan krteria nilai-nilai moral. Antara nilai baik dan buruk, antara
kebenaran sejati dengan yang artificial. Disisi lain, era kontemporer identik
dengan era sains dan teknologi. Dengan semangat yang tak pernah padam, para
saintis telah memberikan kontribusi yang besar kepada kesejahteraan umat
manusia. Akan tetapi, sekali lagi dengan perbedaan perspektif terhadap
nilai-nilai etika moralitas agama.
Jargon saintis sebagai pencari kebenaran
tampaknya perlu dipertanyakan, sebagaimana data berikut :
Ex :
selama tahun 1950-an, 60-an, dan 70-an New York Times, wajib bagi seluruh
mahasiswa baru, laki-laki dan perempuan di Harvard, Yale dan Univeritas Cut di
Amerika, di foto telanjang untuk sebuah proyek besar yang didesain dalam rangka
untuk menunjukkan bahwa “tubuh seseorang” yang diukur di analisa, dapat
bercerita banyak tentang intelegensia, watak, nilai moral dan kemungkinan
pencapaian di masa depan.
Perlu
kita catat sejak munculnya televise dibarengi dengan timbulnya berpuluh-puluh
channel dengan menawarkan beragam acara yang menarik, umat Islam hanya berperan
sebagai konsumen. Orang Baratlah yang pada hakikatnya memegang kendali semua
teknologi modern. Dari sini terdapat beberapa permasalahan yang harus dihadapi
oleh pendidikan Islam
Dengan
demikian melihat dari fenomena yang terjadi di Era Globalisasi yang menimbulkan
benyaknya permasalahan karena adanya perbedaan perspektif ekstrim dengan Islam
dalam hal moral, maka dituntut bagaimana peranan pendidikan Islam untuk
mengatasi gejala-gejala permasalahan tersebut.
0 comments:
Post a Comment