بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kini
kita memasuki era globalisasi, tantangan dan rintangan dakwah pun makin
kompleks. Era globalisasi saat ini selain membawa arus modernisasi, juga
membawa arus liberalisasi, baik dalam bidang politik, ekonomi, budaya dan
bahkan agama. Baru-baru ini kaum Islam liberal (yang menganut paham
Pluralisme Agama) mereka mengajukan uji materil UU
Penodaaan Agama, dalam hal ini mereka menginginkan kondisi Indonesia berada
dalam kekacauan, mereka menginginkan aliran sesat dan sekte sempalan hidup
dan berkembang biak di Negeri yang mayoritas muslim ini.
Demikianlah
tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh dunia Islam. Oleh sebab itu Generasi
Muda Islam harus ikut andil dalam memberantas kemungkaran-kemungkaran
tersebut. Dan diharapkan Generasi Muda Islam melakukan lompatan-lompatan
pemikiran yang lebih maju (progresif), Esatafet kepemimpinan pemikiran pembaharuan-pun
harus cepat diambil, jangan sampai
Generasi Muda Islam masa kini kehilangan Jati Dirinya.
Generasi
Muda Islam haruslah aktif berada dalam garis depan, Karena ini menyangkut
kehormatan Islam dan umat Islam yang sudah di ambang kehancuran, maka
menegakkan berdakwah bilisan, bilkitabah dan bilhal dalam segala ruang dan
waktu. Generasi muda muslim kini harus bisa menangkap pesan Risalah Kenabian
sebagai pembebas dari problematika umat masa kini.
Jika
kita berbicara tentang masalah pemuda Islam masa kini, pikiran langsung
menangkap bahwa pemuda masa kini sangat memprihatinkan, apa buktinya? Lihat...!
Mereka berpakaian seolah-olah tidak tahu adat pakaian Islam yang telah
diajarkan Rosulullah SAW. Adat barat ditiru habis-habisan tanpa menimbang
apakah itu salah atau benar secara syar’i, tidak beda pria ataupun wanita dan
yang muda atau dewasa.
Kemudian
apa yang harus kita lakukan? Apakah hanya menyalahkan mereka? atau hanya diam
membisu dan geleng-geleng kepala, heran? atau hanya ingkar dan berdoa dalam
hati saja semoga Allah Swt memberi hidayah?
Mereka
itu memang salah, tapi, kesalahan mereka itu adalah kesalahan kita juga. Jangan
merasa kalau yang tidak meniru adat Barat itu sudah sepenuhnya benar, dan bukan
pula yang sudah berjilbab dan berbusana muslimah itu sudah betul seratus
persen, dan bukan pula yang memakai kopyah dan ber-koko itu juga benar, tentu
TIDAK demikian adanya.
Seharusnya
kita membahas apa penyebab generasi kita sekarang menjadi seperti itu? Penyebab
dari itu semua sangat sederhana yaitu, karena kebudayaan Barat saat ini lebih
kuat dari pada kebudayaan Islam, dan hal ini merupakan kebalikan dari beberapa
abad yang silam.
Dahulu,
kebudayaan Islam adalah budaya yang besar dan kuat, sehingga orang-orang
Inggris, Prancis, Eropa, dsb. pergi ke Qortoba hanya untuk belajar Bahasa Arab,
sampai-sampai mereka memakai pakaian Arab dan membanggakannya kepada
orang-orang Eropa.
Coba
pikirkan apa sebab dari semua itu? Tidak lain, karena kebudayaan Islam pada
waktu itu adalah kebudayaan yang besar dan kuat sehingga dunia bangga untuk
mengikutinya, tapi sekarang keadaan telah berbalik, generasi Islam justru
memilih untuk meniru kebudayaan Barat dan membangga-banggakannya.
Lalu apa
jalan keluarnya? Kita harus mengangkat kembali kebudayaan Islam dan
menguatkannya. Jika kebudayaan Islam sudah mempunyai kekuatan, tempat dan
keunggulan, secara otomatis generasi muda akan lebih memilih Kebudayaan Islam,
bahkan orang-orang barat juga akan meniru dan mengikuti budaya kita, lalu apa
salahnya kita mencoba!?
Orang
Barat memiliki kebudayaan, Islam juga seperti itu, tapi bedanya orang-orang
Barat bisa mengembangkan budaya mereka dan menyebarkannya ke seluruh penjuru
dunia. Dan inilah hasilnya, kita bisa lihat sendiri dan merasakannya, budaya
mereka menjadi budaya yang kuat dan besar sehingga memikat seluruh penjuru
dunia untuk ikut kedalamnya.
Yang
kita tanyakan sekarang, dimanakah kebudayaan Islam yang telah dibangun sejak
dahulu kala? Kebudayaan yang dulu disanjung-sanjung oleh semua insan?
Kebudayaan yang membawa misi akhlak dan perdamaian? Jawabannya adalah Al-asf.
Kebudayaan
Islam kini hanyut terbawa oleh kebudayaan Barat, tak kuat untuk mengimbangi
budaya yang sudah terlanjur memikat banyak generasi Islam. Kenapa? Apa
sebabnya? Saat ini kekreatifan kaum muslim tak sebanding dengan orang-orang
Barat, mereka menjadikan budaya mereka adalah budaya yang membanggakan,
sehingga orang-orang yang memakai budaya mereka merasa “wow”, “keren”, dan
“cool’’ sedang budaya Islam terlihat “kuno” , “ jadul” dan tidak keren.
Sebagai
contoh: kita pasti tahu acara yang diselenggarakan setiap tahun yang biasa
disebut dengan Miss Univers,acara yang sangat disanjung-sanjung orang se-dunia.
Dalam acara tersebut para peserta diharuskan memakai pakaian yang sangat minim
dan pastinya itu sangat diharamkan oleh Syari’at Islam, selain itu mereka
juga memakai dan memamerkan budaya Barat dengan bangganya, tanpa rasa malu
apalagi bersalah pada ajaran agama dan adat mereka sendiri. Orang barat
mengemas kebudayaan mereka dengan kreatif dan menarik, untuk mengajak dunia
agar mau menggunakan dan meniru budaya mereka, dari kesan yang seperti itulah
banyak orang-orang Islam yang tertarik untuk menirunya.
Nah,
sekarang giliran kita untuk memunculkan kembali budaya Islam yang telah hanyut
oleh budaya Barat. Kita tumbuhkan image baik bagi si pemakai, misalnya:
“Wah...! ternyata yang memakai busana muslimah atau baju koko terlihat tambah
elok, cantik, dan cocok...” dsb. sehingga mereka merasa senang dan bangga
memakai budaya Islam dan bisa menarik kembali para muqollidun Barat
berbalik arah kepada budaya Islam, atau yang bisa disebut dengan Qonun jadzb.
Tentu
saja hal ini tidak bisa dilakukan secara serta merta begitu saja, melainkan
butuh waktu dan kerjasama antar muslimun. Mereka harus saling mendukung dan
ikut serta dalam mensukseskan proyek ini, karena proyek ini menyangkut
generasi muda Islam mendatang yang mempunyai peran besar dalam menyebarkan
dakwah Islam. Jika sudah ada kesepakatan antar muslimun tinggallah praktek yang
harus dilakukan.
Kemudian
bagaimana cara memulainya? Kita harus memulai dari pribadi kita dengan
memakai, menggunakan, dan menjalankan, tidak dengan kalam saja, misalnya:
“Mbak, coba pakai pakaian yang tertutup!” tapi tentunya harus dengan contoh
dari kita dulu yang membuat mereka tertarik, karena mereka sendirilah yang akan
menilai “Oh ternyata budaya Islam itu bagus, elok, dan tak kalah keren dari
budaya Barat”.
Selanjutnya,
untuk membangun generasi muda Islam juga tidak mudah. Coba kita tengok kembali
apa yang menjadi slogan dalam islam? AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR (mengajak kepada
kebaikan dan mencegah keemungkaran). Tapi, banyak kita lihat dari generasi muda
sekarang malah menjauh dari syari’at Islam, padahal sudah banyak dari muslimun
yang menyeru “Ini tidak boleh, itu tidak boleh, haram hukumnya”
Sebelum
kita menuju kepada nahi mungkar maka kita mulai dulu membangun amar ma’ruf,
sehingga ketika kita menyeru untuk nahi mungkar kepada generasi yang menjauh
dari syari’at kita punya naungan untuk tempat bernaungnya mereka yaitu amar
ma’ruf yang sudah dibangun sebelumnya.
Tulisan ini adalah sebagian dari pemikiran-pemikiran orang yang prihatin dengan
adanya kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, yang mana membawa generasi
muda Islam kepada penyelewengan-penyelewengan yang berlanjut, yang belum
terobati. Mari dengan ini, kita kobarkan iman dan semangat kita untuk mengembalikan
generasi Islam kepada jalan yang lurus dan membawa kepada pemahaman Islam yang
utuh
Peran
iman digunakan sebagai:
- Iman sebagai pertahanan & adaptasi arus budaya global yang dianggap kurang sesuai dengan budaya lokal & ajaran islam.
- Iman sebagai alat untuk Memilih & Menggunakan tenologi bagi kepentingan kebaikan sekarang & kedepan, sesuai ajaran islam.
- Iman sebagai filter & pegangan dalam bersosialisasi, sesuai ajaran islam.
- Iman sebagai alat untuk memilih & menyaring sistem & implementasi perkonomian yang akan dijalani bagi kehidupan pribadi & lingkungan, sesuai ajaran islam.
- Iman sebagai filter informasi secara obyektif dan cerdas
- Iman sebagai filter dalam menjalankan fungsi & aturan politik yg akan digunakan, sesuai ajaran islam.
0 comments:
Post a Comment